“Itu yang kalau kita mungkin contohkan, beras itu ada bantuan transport Rp 1.200/ kg. Tinggal nanti gapoktan kirim ke gerakan pasar murah itu, misalnya 2 ton, berarti 2 ton X Rp 1.200. Kemudian (komoditas) yang gampang rusak, cabai, telur, kemudian bawang merah, itu Rp 2.000/ kg,” jelasnya.
Upaya Raih Penghargaan SPHP
Pelaksanaan GPM dengan pemberian bantuan transportasi komoditas ini, sejak Januari hingga Agustus 2023, terhitung sudah 394 kali berlangsung. Untuk pelaksanaan sampai Desember 2023 nanti, masih ada 80 kali GPM. Pelaksanaan GPM 2023, kata dyah, lebih masif daripada tahun 2022 yang hanya 180 kali.
Pelaksanaan GPM ini juga melibatkan kerja sama dengan banyak pihak. Seperti BUMN (PT Rajawali Nusindo, Perusahaan Perdagangan Indonesia), BUMD (PT Jateng Agro Berdikari), Badan Usaha Milik Petani dan pelaku usaha.
Selain inovasi pelaksanaan GPM yang melibatkan banyak pihak dengan pemberian bantuan transportasi komoditas. Pemprov Jateng mempunyai terobosan pemberian subsidi harga pangan. Pada 2022, subsidi harga pangan bagi komoditas kedelai.
“Kenapa kita memilih kedelai? Karena saat itu kita evaluasi dengan TPID, itu kedelai harganya sudah stabil tinggi. Lebih dari 20 persen dari harga acuan pemerintah. Sekalipun kedelai itu kedelai impor. Dengan kondisi itu, maka kita mengintervensi dengan subsidi harga Rp 1.000/ kg,” paparnya.
Ada sebanyak 2.086 perajin tahu tempe yang menerima subsidi harga kedelai, sambungnya. Penerima subsidi harga kedelai khusus bagi perajin tahu tempe non primkopti.
“Jadi yang kecil-kecil itu yang kita bantu. Itu mungkin yang agak berbeda dengan provinsi lain,” ungkapnya.
Jawa Tengah, lanjut Dyah, juga memiliki intervensi jangka menengah untuk stabilisasi pasokan harga pangan. Jateng menyiapkan sarana prasarana simpan dengan cold storage, supaya umur simpan komoditas pangan yang mudah rusak, lebih panjang.
“Jadi ada cold storage kapasitas 15 ton untuk menyimpan bawang merah dan juga cabai. Kita tempatkan di BUMD nya Kota Surakarta, PT Pedaringan. Itu untukk saat harga komoditas jatuh, seperti bawang merah seperti sekarang ini,” ucapnya.
Ketika harga komoditas jatuh, PT Pedaringan membeli untuk menyerap komoditas dengan harga sesuai acuan pemerintah. Komoditas yang dibeli kemudian disimpan. Saat terjadi kenaikan harga komoditas, maka komoditas akan ia lepas dengan harga yang tidak lebih tinggi dari harga pasar.
“Jadi itu salah satu untuk jangka menengahnya. Dan yang lebih penting lagi, adanya dana alokasi untuk bantuan transportasi, untuk komoditas itu, bisa menggerakkan kabupaten/ kota supaya ikut berkontribusi dalam stabilisasi pasokan harga pangan,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah