SEMARANG, beritajateng.tv – Kontroversi bendera One Piece di bulan Agustus ini memicu perdebatan panjang di berbagai kalangan. Menurut pengamat politik Adi Prayitno, polemik ini mencerminkan keresahan anak muda terhadap situasi bangsa yang belum sesuai harapan.
“Bagi saya, ini ekspresi kelompok kritis, terutama anak muda yang merasa Indonesia belum baik-baik saja,” ujar Adi dalam kanal YouTube-nya, Adi Prayitno Official, Rabu, 6 Agustus 2025.
Ia menilai pengibaran bendera One Piece bukan tindakan makar atau penghinaan terhadap Merah Putih. Menurutnya, itu bentuk kritik atas banyak persoalan nasional seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan kesejahteraan.
BACA JUGA: Heboh Fenomena Bendera One Piece, Ini Kata Pakar Hukum Unissula
“Jangan buru-buru tuding ini makar. Ini pesan politik dari generasi yang ingin Indonesia lebih baik,” jelasnya.
Namun, Adi juga mengingatkan bahwa pengibaran bendera fiksi bersamaan dengan Merah Putih menimbulkan sensitivitas. Ia memahami alasan sejumlah pejabat yang merasa sakralitas bendera negara harus dijaga penuh.
“Ada kekhawatiran kalau Merah Putih dikibarkan bersama bendera lain, apalagi di bawahnya, itu dianggap merongrong simbol negara,” jelasnya.
Soal kontroversi bendera One Piece, Adi Prayitno: Negara demokratis harus terbuka terhadap kritik
Meski begitu, ia menolak anggapan bahwa semua ekspresi harus dicurigai atau dibatasi. Negara demokratis seharusnya terbuka terhadap kritik dan simbol-simbol perlawanan yang bersifat damai.