BACA JUGA: Soal Instruksi Kepala Daerah PDIP Tunda Retreat, Begini Sikap Bupati Semarang Ngesti Nugraha
Sehingga, tutur Adib, kesenjangan antara pemimpin yang berada di kubu politik berbeda tidak terjadi. Ia mencontohkan iklim politik di Kota Semarang, yang mana Wali Kotanya berasal dari PDIP.
Menurutnya, pembangunan tidak bisa hanya satu kelompok kendalikan, melainkan perlu kebersamaan dan gotong royong dari semua elemen masyarakat.
“Saya kira kuncinya pada komunikasi dan mencari titik temu untuk kesuksesan pembangunan. Tidak hanya untuk Kota Semarang tapi juga kabupaten kota lainnya,” imbuhnya.
Setiap kepala daerah terpilih mesti wujudkan janji politiknya saat Pilkada
Lebih lanjut, Adib menjelaskan hubungan pemerintah daerah dan pusat sebagaimana dalam UU 23/2014 tentang Pemerintah Daerah. UU tersebut mengatur kewenangan umum, kewenangan konkuren, dan urusan pemerintah umum berlaku asas desentralisasi, dekonsentralisasi, dan tugas perbantuan.
“Jadi ada urusan tententu, yang mana pemerintah daerah punya otonomi untuk mengaturnya terutama urusan konkuren,” jelas Adib.
Pihaknya pun berharap, pemimpin baru bisa mengemban amanah dan serius mewujudkan janji politiknya saat Pilkada.
BACA JUGA: Soal Penahanan KPK Mbak Ita, Begini Kata Hendi Ketua DPC PDIP Kota Semarang
Sebab, Adib menilai masih ada pekerjaan rumah yang besar di Jawa tengah, utamanya dalam mengurangi kemiskinan hingga lapangan pekerjaan.
“PR besar adalah mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelestarian lingkungan hidup. Pemimpin baru harapannya amanah dan serius mewujudkan janji-janjinya saat pilkada,” pungkas Adib. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
Respon (1)