SEMARANG, 8/2 (beritajateng.tv) – Dinas Kesehatan Kota Semarang meningkatkan lagi langkah pengawasan atas peredaran obat-obatan di pasaran seiring munculnya kembali kasus gagal ginjal akut pada anak di sejumlah daerah belakangan ini.
“Temen-temen di bagian farmakmin (farmasi, makanan, minuman dan alat kesehatan) atau di bagian pengawasan obat bareng puskesmas akan mengawasi peredarannya,” kata Kepala Dinkes Kota Semarang dr. Abdul Hakam ditemui usai penilaian verifikasi lapangan PPD di Sekolah Berkebun Hebat kota Semarang, Rabu (8/2/2023).
Menurut dia, pengawasan dilakukan terhadap peredaran obat-obatan yang masuk dalam daftar surat edaran dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan.
“Kami enggak ‘sweeping’. Bahasanya pengawasan, misalnya ada yang masih punya (obat, red.) merek dagang disampaikan temen-temen BPOM harus ditunda, ya di-‘delay’ dulu,” kata Hakam.
Hakam memastikan sejauh ini belum ada temuan kasus gagal ginjal akut pada anak di Kota Semarang, dan berharap tidak akan terjadi.
“Belum, Alhamdulillah tidak ada (temuan kasus gagal ginjal akut, red.),” pungkasnya.
Kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak kembali mencuat belakangan ini, setelah pertama kali muncul pada Oktober tahun lalu.