Pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini mengungkapkan, Dinas Pariwisata bisa membantu melakukan analisa potensi desa. Potensi tersebut bisa destinasi atau yang lainnya seperti kearifan lokal, keseharian masyarakat, hingga sejarah desa.
“Tidak harus punya objek wisata, banyak potensi lain yang bisa diangkat. Seperti di daerah Getasan dan Banyubiru ada tradisi Saparan, Sadranan, sedekah bumi, hingga bersih-bersih mata air. Kearifan lokal ini bisa dikemas dan dijual,” ungkapnya.
Menurut dia, antusiasme masyarakat dalam mengangkat potensi dessanya menjadi desa wisata luar biasa. Kini saat pandemi mereda, desa wisata mulai bangkit kembali. Desa wisata juga memberikan manfaat ekonomi yang besar untuk masyarakat. Sebab sebagian besar desa wisata melibatkan pelaku usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di lingkungan masing-masing.
Dikatakannya, peran Pemkab Semarang dalam mendukung keberadaan desa wisata sudah cukup baik. Saat ini ada 74 desa wisata di Kabupaten Semarang yang masuk kategori rintisan, berkembang, dan maju. Dia berharap desa wisata tak hanya bertambah secara kuantitas, tapi juga berkualitas. Yang tak kalah penting, desa wisata diharapkan mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. (adv)
editor: ricky fitriyanto