Jateng

Penyerapan Beras di Jateng Baru 12 Persen, Ini Kata Bulog

×

Penyerapan Beras di Jateng Baru 12 Persen, Ini Kata Bulog

Sebarkan artikel ini
penyerapan beras
Kepala Perum Bulog Jateng-DIY, Sopran Kennedy, saat dijumpai di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Kamis, 20 Maret 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Penyerapan gabah setara beras di Jateng baru mencapai 12 persen dari target 500 ribu ton lebih.

Kepala Perum Bulog Jateng-DIY, Sopran Kennedy, mengungkap, penyerapan gabah setara beras di Jateng per Maret 2025 baru mencapai 60.513 ton.

“Untuk beras kita sudah serap 60.153 ton setara beras, kurang lebih hampir 12 persen dari target. Kalau Provinsi Jateng targetnya 532.462 ton,” ungkap Kennedy, Kamis, 20 Maret 2025.

Kendati masih 12 persen, Kennedy mengklaim penyerapan gabah di Jateng mengalami peningkatan meskipun harga beras ada di kisaran Rp12,5 ribu.

“Masih ada beberapa beras yang bisa kita serap dan gabah pun, walaupun sudah ada yang di atas Rp6.550, tapi beberapa yang belum tersentuh Bulog sudah kita lakukan pembelian. Masuk sebagai stok cadangan beras pemerintah,” tegas Kennedy.

BACA JUGA: Ragukan Sipil Bantu Bulog, Zulhas: Kalau Kades Tak Terlibat, Kami Suruh Babinsa Serap Beras

Saat menjawab upaya untuk mempercepat penyerapan gabah, Kennedy justru menyebut koordinasi dengan TNI dan Polda sebagai langkah pertama.

“Pertama, kita berkoordinasi dengan TNI dan Polda, khususnya Ditreskrimsus untuk memonitor capaian komitmen mereka teman-teman dari penggilingan Bulog,” ungkap dia.

Bahkan, tutur Kennedy, pihaknya bersama dengan TNI dan Polda melakukan monitor tiap hari.

“Setiap hari kita monitor serapannya yang di-supply ke Bulog seperti apa, kita harap makin banyak yang sadar untuk menyerap [gabah] sebagai cadagan beras pemerintah,” ujar dia.

Tak hanya itu, pihaknya juga menambah alat pengeringan sebagai upaya mempercepat penyerapan gabah.

“Kita lakukan penambahan peralatan bantuan untuk pengeringan, karena kan yang kita perkirakan sudah masuk musim kemarau ternyata masih musim hujan. Kita perlu lebih banyak sarana tambahan untuk dryer,” pungkas dia.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan