“Karena sasarannya sudah jelas dan yang bergerak terlibat semakin banyak,” tegasnya.
Prioitaskan penurunan angka stunting dengan program Genting
Sebelumnya, saat membuka kegiatan ini, Ngesti Nugraha mengatakan, meski pemerintah pusat menginstruksikan efisiensi anggaran, program penurunan angka stunting tetap menjadi prioritas.
Pemkab Semarang bakal mengalokasikan anggaran tambahan, khusus dalam rangka penanganan stunting di wilayahnya.
Nantinya, sejumlah pemangkasan anggaran infrastruktur masih bisa untuk memenuhi kekurangan kebutuhan 22 Puskesmas di Kabupaten Semarang.
“Karena itu kami tetap optimis. Walaupun ada kebijakan efisiensi anggaran, tidak akan memengaruhi capaian program penurunan angka stunting di Kabupaten Semarang,” jelas Ngesti.
BACA JUGA: Siapkan Generasi Emas, Pemkot Semarang Gandeng Akademisi Tangani Tengkes
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB (DP3AKB), Dwi Saiful Noor Hidayat, pun memaparkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024.
Berdasarkan hasil SSGI 2024 itu, Kabupaten Semarang berada di peringkat kedua. Yakni daerah dengan kasus stunting terendah dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah.
“Dari sebanyak 696 balita yang diukur diperoleh angka prevalensi stunting 4,6 persen dengan angka absolut 32,” tegas Saiful. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi