UNGARAN, beritajateng.tv – Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang terus meningkatkan pengawasan dalam upaya mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerahnya.
Langkah pengawasan ini dengan menyiagakan petugas medis maupun paramedis di semua wilayah potensial penyebaran serta di lingkungan kerja. Seperti di UPTD Puskeswan RPH dan Pasar Hewan Ambarawa.
Seperti di Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, per Januari 2025 jumlah petugas paramedis yang di siagakan untuk melakukan skrining awal PMK telah di tambah saat pasaran Pon di buka.
“Minimal ada empat petugas paramedis yang siaga setiap pasaran Pon,” ungkap Kepala UPTD Puskeswan RPH dan Pasar Hewan Ambarawa, Mhamad Hidayat, saat beritajateng.tv konfirmasi di ruang kerjanya, Kamis 16 Januari 2025.
BACA JUGA: PMK Merebak di Kota Semarang, Kadispertan: Bertambah Jadi 47 Kasus 3 Sapi Mati
Para petugas paramedis ini, jelasnya, di siagakan untuk melakukan skrining awal. Juga memastilan sapi yang masuk ke Pasar Hewan Ambarawa dalam kondisi yang sehat.
Apabila dalam skrining ditemukan ada indikasi- indikasi klinis yang mengarah pada PMK maupun penyakit hewan ternak yang lain, maka akan ditolak.
“Bahkan jika ada sapi yang kurang sehat pun akan di pulangkan,” tegasnya.
Hidayat juga menambahkan, ini untuk memastikan pasar hewan tetap buka dan perekonomian di Kabupaten Semarang, khususnya melalui kegiatan di Pasar Hewan Ambarawa ini tetap bisa berjalan dengan baik.
Sebab, dengan merebaknya kembali PMK dampaknya sangat kuar biasa bagi aktivitas perdagangan hewan ternak (sapi) di Pasar Hewan Ambarawa.
Sebab jumlah sapi yang masuk ke Pasar Hewan Ambarawa pada bulan Januari ini menurun. Yakni lebih dari 50 persen jika dibandingkan dengan perdagangan normal sebelumnya.