SEMARANG, beritajateng.tv – Harga kedelai di Jawa Tengah melonjak tajam imbas pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Hal itu tentunya berdampak pada perajin tahu dan tempe. Mereka mesti memutar otak untuk menekan biaya produksi akibat melambungnya harga kedelai di pasaran.
Di Kota Semarang, harga kedelai per kilogram sebelumnya Rp8.500. Kini, harga kedelai naik menjadi Rp9.700 per kilogram.
BACA JUGA: Rangkum 4 Mata Pelajaran Sekaligus, Siswa SMPN 22 Semarang Olah 64 Kg Kedelai Jadi Tempe
Menanggapi kenaikan harga kedelai, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menilai hal itu akan mudah terselesaikan melalui operasi pasar.
Saat beritajateng.tv jumpai usai pihaknya bertemu dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Kamis, 17 April 2025, Luthfi justru mengarahkan awak media untuk bertanya pada “Menteri Kedelai“.
“Aduh, nanti gampang. Operasi pasar lah atau gimana. Itu tanya [ke] bagian Menteri Kedelai nanti ya,” ucap Luthfi.
Gubernur Jawa Tengah sebut Grobogan pemasok kedelai yang potensial, bisa bantu stabilkan harga
Lebih lanjut, Luthfi mengungkap potensi kedelai lokal di Jawa Tengah bisa disuplai oleh Kabupaten Grobogan. Hal itu baginya bisa membantu kestabilan harga kedelai di pasaran kembali.
“Kalau kedelai lokal potensi kita di daerah Grobogan, daerah lain juga ada. Ini semua untuk membantu harga kedelai bisa stabil,” terangnya.
Tak hanya itu, Luthfi juga berjanji akan berkoordinasi dengan Bulog sebagai salah satu upayanya menekan harga kedelai di pasaran.
“Tapi minimal kita akan koordinasi dengan Bulog agar pemerataan harga kedelai itu bisa. Entah itu nanti daerah lain maupun daerah kita. Prinsip kita akan berupaya agar penekan harga ke bisa turun. Intinya itu saja,” pungkas Luthfi.
BACA JUGA: Kedelai Kian Mahal dan Langka di Pasaran, Ketua DPRD Jateng Ungkap Penyebabnya
Perajin tahu pilih “kecilkan” produk ketimbang naikkan harga
Terpisah, para perajin tahu di Kota Semarang tercekik akibat lonjakan harga kedelai sebagai bahan baku mereka. Demi tetap bertahan, mereka memilih mengecilkan ukuran tahu untuk menjaga ongkos produksi tetap aman.