Meski begitu, Disperkim tetap berupaya melaksanakan pembangunan yang sempat terkendala non- teknis di lapangan tersebut. Tentunya, juga memberikan informasi terkait progres yang dicapai tersebut juga kepada para ulama di Kota Semarang.
“Jadi targetnya setelah tempat wudhu dan kamar mandi ini selesai, Joglonya harus berdiri. Dan akses jalan masuk makam, harus dirampungkan juga. Kalau untuk kamar mandi dan tempat wudhu kan sudah clear,” katanya.
Ia berharap pada bulan Desember 2022 mendatang pembanghnan sudah clear semuanya. “Penyebab mundurnya penyelesaian, memang lebih banyak faktor non-teknisnya daripada teknisnya. Karena berkaitan dengan ahli waris dan kepentingan warga sekitar makam. Ada banyak ahli waris yang perlu diajak komunikasi terkait makam yang terdampak pembangunan di makam tokoh Ulama Sholeh Darat. Karena banyak makam di sekitar makam Mbah Sholeh Darat akan dirapikan kijingnya guna kelancaran membuat akses jalan masuk dan tiang pondasi Joglo nantinya,” paparnya.
Menurut Pipie, molornya penyelesaian ini karena masih ada puluhan ahli waris di makam Bergota yang sulit dihubungi atau dilacak alamatnya. “Sehingga berdampak mundurnya proyek tidak sesuai dengan target awal. Sehingga target pada tahun 2022 ini harus clear penataan makam tokoh KH Sholeh Darat, fokus utama kami bisa segera merampungkan,” katanya.
Dijelaskan Pipie, saat pengerjaan bagian Joglo dan Pondasi tiang tersebut pihaknya akan menutup dengan seng. Karena kawasan Bergota saat ini padat oleh makam sehingga harus dilakukan hati-hati. “Saat ini belum ditutup, karena memang masih proses persiapan untuk pondasinya. Konstruksi juga harus nemperhatikan non-teknis di lapangan.
Ini berbeda kalau di makam lain misalnya Jatisari yang masih lapang. Kalau di Begota ini kan rapat dan akses masuk juga sulit. Memang manata makam yang sudah ada, sulit dibandingkan menata makam yang masih kosong,” pungkas Pipie. (Ak/El)