SEMARANG, beritajateng.tv – Kehadiran ayah dalam pengasuhan anak rupanya dinilai sangat berperan penting dalam perkembangan kehidupan relasi anak di masa depan. Terutama pada anak perempuan. Seorang anak perempuan yang tumbuh tanpa kehadiran ayah baik secara fisik maupun psikologis sendiri dikenal dengan istilah fatherless.
“Walaupun ayahnya ada, kita belum tentu dapat figur itu, yang kemudian bisa membelai dengan penuh kasih sayang, yang memenuhi kebutuhan kita secara psikologis. Beberapa orang yang mengalami situasi seperti ini atau dalam psikologi disebut juga dengan fatherless,” ujar Psikolog Klinis sekaligus Psikolog Universitas Negeri Semarang (Unnes), Pradipta Christy.
TONTON JUGA: Podcast: Fatherless, Mencari Figur Ayah ke Pacar, Emang Bisa? – Pradipta Christy
Pradipta menilai, fenomena fatherless perlu mendapat perhatian lebih. Pasalnya, kurangnya kehadiran ayah bagi anak perempuan dapat mempengaruhi kehidupan relasi romantis sang anak di kemudian hari.
Menurutnya, kealphaan ayah pada pengasuhan anak dapat menimbulkan kekosongan peran pada sang anak. Sehingga begitu anak nanti tumbuh dewasa, ia cenderung mencari-cari figur ayah pada orang lain.
“Aku enggak terpenuhi nih kebutuhan kasih sayang, aku mau cari di mana, ya. Jadi anak berangkat dengan diri yang kosong dia berelasi dengan orang lain itu harapannya untuk memenuhi kekosongan itu,” lanjut Pradipta.
Fatherless: mencari figur ayah pada pasangan
Ia mencontohkan, anak perempuan dengan isu fatherless dapat membuatnya cenderung untuk berekspektasi lebih pada pasangannya kelak. Seperti menuntut pasangan untuk dapat memenuhi kasih sayang, material, hingga tanggung jawab layaknya seorang ayah kepada anaknya.