Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Ramai Isu PDIP Jadi Oposisi, Pengamat Politik Singgung Riwayat Prabowo-Jokowi dengan Megawati

×

Ramai Isu PDIP Jadi Oposisi, Pengamat Politik Singgung Riwayat Prabowo-Jokowi dengan Megawati

Sebarkan artikel ini
megawati semarang | PDI Perjuangan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menghadiri Hajatan Rakyat di Kota Semarang, Sabtu 10 Februari 2024. (beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Kemenangan pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo-Gibran mengundang banyak pertanyaan, utamanya posisi yang akan PDI Perjuangan pilih.

Sebelumnya, Sekretaris Jendral PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut bahwa partai banteng itu akan menjadi oposisi pemerintah dalam periode 2024-2029.

Namun, pernyataan Hasto tersebut tak membuat partai yang Megawati Soekarnoputri ketuai itu lantas menjadi oposisi.

Pengamat politik Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman, mengungkap bahwa perubahan pasca Pilpres ini masih sangat mungkin terjadi.

Terlebih, dalam kaca matanya, baik Prabowo maupun Presiden RI Joko Widodo tampak ingin merangkul PDI Perjuangan bergabung dalam pemerintahan.

“Yang paling pengin merangkul PDIP kan justru satu, Pak Jokowi sendiri. Kedua, Pak Prabowo, karena di samping ada sejarah, latar belakang, dan hubungan yang cukup dalam antara Prabowo, Jokowi, dan PDIP, kita harus melihat kalau PDIP dipastikan jadi partai pemenang,” ujar Wahid, Minggu, 18 Februari 2024.

Kehadiran PDI Perjuangan yang lagi-lagi menjadi partai pemenang, tutur Wahid, membuat Megawati dan jajarannya memiliki posisi strategis. Pihaknya meyakini, strategisnya posisi PDI Perjuangan tentu membuat Jokowi maupun Prabowo ingin mereka bergabung dengan pemerintahan.

Menjadi oposisi atau gabung dalam pemerintahan, lanjutnya, PDI Perjuangan tetap kuat sebagai parpol.

“Kita harus ingat kalau PDIP itu punya pengalaman luar biasa, konsisten selama 10 tahun jadi partai oposisi di luar pemerintahan. PDIP mampu perkuat kelembagaan parpolnya, ini yang nampaknya bagi mereka, di luar atau di dalam, tidak jadi masalah,” ungkap Wahid.

Justru, pihaknya menyebut yang memiliki kepentingan ialah Jokowi dan Prabowo, lantaran begitu ingin menarik PDI Perjuangan bergabung kembali ke dalam pemerintahan

“Masalahnya juga Jokowi dan Gibran masih pegang KTA PDIP, artinya kemungkinan potensi itu masih sangat mungkin. Meskipun Bu Mega itu tokoh yang sangat memegang prinsip kuat, ini nanti dalam beberapa bulan kita melihat, makanya upaya Prabowo dan Jokowi mendekati Mega sangat kencang,“ terangnya.

BACA JUGA: Ganjar Babak Belur di Kandang Sendiri, Pengamat Ungkap Banyak Faktor Kekalahan 03 di Jateng

Keinginan kuat Jokowi dan Prabowo mampu ubah arah pernyataan PDI Perjuangan yang kukuh jadi oposisi?

Dosen prodi Ilmu Pemerintahan Undip itu tak menampik pentingnya kehadiran partai besar dan kuat untuk berada di luar dan mengawasi kinerja pemerintahan. Meskipun pilihan itu bukan hal yang mudah bagi parpol, tak terkecuali PDI Perjuangan

“Ada PKS dan bahkan PDIP juga pernah mengalam itu [memilih oposisi], tapi ini menguntungkan, karena ada lembaga, ada parpol yang memang punya posisi dan peran pengawas. Check and ballancing itu menjadi clear dan berjalan,” tegasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan