BACA JUGA: Update Ranking FIFA Timnas Indonesia Usai Raih Skor Kacamata Lawan Lebanon di FIFA Matchday
3. Faktor Fisik Tak Mendukung
Pelatih Gerald Vanenburg menyoroti bahwa kondisi fisik para pemain tidak optimal. Hal ini terlihat saat menit ke-60 dan seterusnya. Menurutnya, perbaikan stamina melalui program jangka panjang sangat diperlukan.
Penampilan Individu yang Layak Diacungi Jempol
Di tengah kekalahan, ada satu wajah yang tetap menyala, Cahya Supriadi. Kiper muda dari PSIM Yogyakarta ini tampil impresif dengan beberapa penyelamatan krusial, termasuk menggagalkan delapan peluang emas Korea Selatan. Performa gemilangnya jadi sinyal positif bahwa ada kualitas masa depan yang bisa diandalkan.
Kekalahan ini memang menyakitkan, terutama mengingat keberhasilan mencapai perempatfinal dan finis peringkat keempat di Piala Asia U23 2024. Kini, target lolos pun tertutup rapat.
Akan tetapi, kekalahan seperti ini seharusnya menjadi pembelajaran berharga bahwa pentingnya fisik, konsistensi mental, dan eksekusi peluang. Fokus ke depan bukan sekadar menang sekali, tetapi perbaikan bertahap dalam setiap aspek permainan.
Investasi dalam pembinaan usia muda, peningkatan menit bermain di klub, dan intensitas TC jangka panjang akan jadi kunci penguatan skuad ini. (*)