SEMARANG, beritajateng.tv– 79 tahun menuju Indonesia merdeka, peninggalan Belanda masih tersisa di Tanah Air, tak terkecuali di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tak hanya mewariskan gaya arsitektur khasnya seperti Gedung Lawang Sewu yang menjadi ikon Semarang, tentara Belanda juga meninggalkan bekas tembakan peluru yang tak banyak orang tahu.
Bekas tembakan peluru itu terukir jelas di sebuah bangunan kayu tua yang berlokasi di belakang Makam Pahlawan As-syuhada, Jalan Syuhada Raya, Bugen, Tlogosari Kulon, Kota Semarang.
Bangunan kayu yang usianya hampir 1 abad itu semakin rapuh karena zaman. Juru Kunci Makam Pahlawan As-syuhada, Ponidi (57) membeberkan alasannya enggan merenovasi rumah tua tersebut.
Bahkan, ia sama sekali tak berniat untuk menghilangkan bekas tembakan peluru Belanda di rumah tersebut.
BACA JUGA: PT Blora Patra Energi Berniat Kembangkan Potensi Sumur Minyak Tua Peninggalan Belanda: Ada 72 Titik
Bagi Ponidi, bangunan dengan bekas tembakan peluru Belanda itu menjadi saksi bisu wafatnya 74 ulama/kyai pada tahun 1946 silam. Tepat satu tahun setelah Indonesia menyatakan kemerdekannya atas Jepang dan Belanda.
Berdasarkan sejarah yang ia ketahui, daerah itu dahulunya tak berpenduduk. Penduduk asli daerah itu, kata Ponidi, pergi jauh untuk mengungsi. Hanya ada beberapa bangunan peninggalannya, salah satunya rumah tua itu.
“Mulanya penduduk di sini mengungsi. Sepulang mengungsi di tahun 50-an, rumah ini sudah hancur. Rumah ini awalnya di tempati pejuang kemerdekaan, mereka ulama/kyai, yang berjumlah 75 orang,” ujar Ponidi saat menemani awak beritajateng.tv melihat bekas tembakan peluru di rumah itu, Jumat 9 Agustus 2024 sore.
Menurut keterangannya, suatu hari di tahun 1946, sebanyak 75 kyai/ulama sedang rapat di rumah kayu tua itu. Namun nahas, dari arah Kaligawe, Belanda tiba dan langsung menyerang bangunan tersebut.
Persenjataan yang kalah canggih membuat kyai/ulama di sana harus meregang nyawa saat melawan Belanda.