SEMARANG, beritajateng.tv – Menyambut Hari Kebaya Nasional, Kresem Art Street 5 yang berlangsung di Kawasan Kota Lama kali ini menghadirkan 300 penari berkebaya dari 17 komunitas di Semarang.
Kresem Art Street kembali hadir sebagai bentuk pelestarian budaya sekaligus upaya memperkenalkan kembali busana tradisional kepada generasi muda.
Ketua Komunitas Kreator Semarang (Kresem), Andi Kusnadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga identitas budaya, salah satunya melalui kebaya.
“Kebaya itu bukan lagi busana kuno karena sudah bisa dipopulerkan; dengan era sekarang ini patut banget untuk kita lestarikan. Para generasi muda jangan sampai kehilangan identitas budayanya sendiri dengan tetap bisa memakai kebaya,” ujarnya kepada beritajateng.tv di Kota Lama Semarang, Sabtu, 12 Juli 2025.
Acara rutin dari Komunitas Kresem ini mengajak masyarakat mengenakan kebaya dalam keseharian maupun acara formal dengan gaya yang lebih modern dan menarik.
“Kebetulan nanti ada hari kebaya dan ini kami sudah mencoba mensosialisasikan bagaimana penggunaan kebaya secara kreatif ya,” kata Andi.
BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi Kreatif, Kresem Art Street 4 Pamerkan Batik Semarang dari Ratusan Pembatik
Kresem Art Street 5 juga hadirkan orkestra keroncong hingga fashion show
Andi berharap kegiatan ini dapat menjadi pemicu atau trigger bagi kalangan muda untuk lebih mencintai serta melestarikan warisan leluhur.
Selain pameran kebaya, acara ini juga makin meriah dengan orkestra keroncong, fashion show. dan sesi edukasi seputar sejarah serta filosofi kebaya dari berbagai daerah.
Pada Kresem Art Street 5 ini hadir istri Wakil Wali Kota Semarang, Listyati Purnama Rusdiana. Ia mengatakan tema soal kebaya kali ini dapat menjaga nilai-nilai budaya khususnya di Jawa Tengah.
“Harus kita sosialisasikan kepada masyarakat karena era sekarang bahan kebaya itu bukan fesyen yang kuno tetapi bisa kita modif, kita moderniasi, dan anak-anak remaja sekarang juga mulai menyukai. Sehingga, nanti budaya ini tetap terpelihara, tetap terjaga, dan nanti kita menjaga nilai-nilai luhur budaya yang ada di masyarakat khususnya di Jawa Tengah,” tutur Listyati.
BACA JUGA: Sindir Kesenjangan Sosial, Kolektif Reaksi Kembali Gelar Pasar Gratis di Kota Lama Semarang