Hal itu, kata dia, menyebabkan intensitas air menjadi tinggi dan tanah tak bisa menyerap air tersebut.
“Malah membawa sedimentasi, membawa tanah ke sungai. Sehingga terjadi pendangkalan. Ketika hujan intensitas besar, alam tidak bisa menahan air tersebut. Yang terjadi adalah banjir dan sungai tersebut gak mampu menyalurkan air, air itu meluap ke kanan dan ke kiri dan melewati tanggul yang ada,” paparnya.
BACA JUGA: Pemkot Semarang Fokus Pengendalian Banjir untuk Ciptakan Kota Berkelanjutan 2025
Oleh sebabnya, Nana meminta perbukitan dan lerang gunung yang seharusnya ditanami pohon untuk penyerapan air, bisa dikembalikan fungsinya seperti semula.
“Fungsinya di situ ada tumbuhan, saya minta mulai di tanam kembali. Dikembalikan kepada asalnya. Kadang-kadang masyarakat kita itu memaksakan kehendak, padahal itu sangat berbahaya ketika terjadi musim hujan,” pungkas Nana. (*)
Editor: Farah Nazila