“Di satu sisi, warga juga menghormati danau Rawa Pening dengan sumber daya alamnya. Yang mana, bukan saja menghidupi kami, namun juga jutaan umat lainnya,” jelas Pandiman.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Wiwin Sulistyowati, menyampaikan, tradisi sedekah rawa ini menjadi agenda budaya yang mampu menjadi magnet wisata yang kuat.
BACA JUGA: Optimalkan Kunjungan Wisatawan, Bukit Cinta Rawapening Bakal jadi Wisata Ramah Anak
“Ini merupakan tradisi otentik dan juga penuh makna yang menarik, karena masih terus masyarakat sekitar danau Rawa Pening lestarikan,” ungkapnya.
Dinas Pariwisata, lanjutnya, hanya mengemas agar tradisi ini bisa lebih banyak orang nikmati tanpa kehilangan nilai-nilai sakralnya. Oleh karena, itu tradisi larungan sedekah rawa tetap berlangsung dan hiburannya pertunjukan seni para pegiat seni lintas benua.
Mereka antara lain Rodrigo Parejo dari Spanyol, Rianto Lengger dari Banyumas (Indonesia), Yuliana Mar (Meksiko) serta Martina Fiertag (Jerman). Selain itu masih ada pula penampil kesenian tari lokal.
“Kami juga ingin menunjukkan bahwa Kabupaten Semarang dan khususnya DTW Bukit Cinta Rawa Pening punya daya tarik yang luar biasa dengan partisipasi mereka,” tegas Wiwin. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi