Wali Kota Hendi menuturkan, penerapkan sistem cerdas tak boleh sekedar mengikuti tren, tetapi harus sesuai dengan karakteristik masyarakat yang ada saat ini.
“Hari ini dengan sistem smart government yang diterapkan di Pemkot Semarang sebenarnya pelayanan publik pun sudah bisa dilakukan hanya dari gawai masing- masing. Tapi lalu yang mengakses layanan publik secara langsung juga masih banyak, sehingga hari ini baik konvensional maupun digital kita mix,” jelasnya.
Sementara itu, Guru Besar UNIKA Soegijapranata bidang Sistem Informasi, Prof. Ridwan Sanjaya mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam membangun smart city.
“Sebenarnya yang paling utama dalam smart city adalah masyarakat mendapatkan solusi, dan kalau kita lihat di Semarang ini semua layanan tersedia baik fisik maupun digital. Misalnya layanan ambulance hebat yang terbukti menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat,” ungkapnya. (Ak/El)