SEMARANG, 9/12 (BeritaJateng.tv) – Kemacetan acapkali mewarnai jalanan di Kota Semarang. Bahkan kondisi itu sering dialami pengguna jalan setiap pagi dan sore hari. Hal itu dikarenakan jumlah kendaraan di Kota Semarang meningkat setiap tahunnya.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Geikindo) mencatat, jumlah kendaraan di Kota Semarang pada 2019 di angka 1.651.895 unit.
Jumlah tersebut terbagi dari beberapa golongan seperti sepeda motor, mobil penumpang, bus, dan truk.
Angka tersebut terus merangkak naik pada 2020 dengan total jumlah kendaraan mencapai 1.693.227 unit.
Pada 2021 akhir, peningkatan jumlah kendaraan di Kota Semarang cukup signifikan dengan total di angka 1.875.781 unit.
Sementara itu, BPS Provinsi Jateng mencatat jumlah total kendaraan yang ada di Jateng mencapai 20 juta unit lebih pada 2021.
Dari jumlah itu, Kota Semarang menempati urutan pertama dengan jumlah kendaraan terbanyak dengan prosentase hampir 1 persen dari total kendaraan di Jateng atau 1,8 juta unit lebih.
Kondisi itu menyebabkan jalanan Ibu Kota Jateng tak bisa lepas dari teror kemacetan.
Semakin sesaknya jalanan Kota Semarang juga diakui oleh masyarakat yang setiap hari beraktivitas menggunakan kendaraan.
“Di bandingkan lima tahun lalu atau sekitar 2017, jalanan di Kota Semarang semakin padat,” kata Imam Pramuji (45) warga Pusponjolo Kota Semarang, Jumat.
Dilanjutkan, kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Semarang pada 2017 juga tak separah sekarang.
Ia memberikan contoh di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani pada 2017 belum sepadat sekarang.
Namun kini, setiap pagi dan sore hari dua jalan tersebut dipenuhi kendaraan layaknya barisan semut.
“Kalau sekarang macetnya minta ampun, sudah seperti di Jakarta,” papar pria 51 tahun yang pernah merantau di Jakarta itu.
Menyoal kepadatan jalanan di Kota Semarang, Dishub Kota Semarang telah melakukan analisis. Analisis tersebut berdasarkan perhitungan Volume, Capacity, Ratio (VCR) untuk menghitung prosentase kinerja jalan dengan kepadatannya.
Analisis tersebut dilakukan sejak 2017 hingga 2022 dan fokus pada 20 ruas jalan yang ada di Kota Semarang. Hasilnya, pertumbuhan kendaraan tak sebanding dengan kinerja jalan yang ada di Kota Semarang.