Dikatakan Subhan, pemanfaatan limbah jagung adalah bagian dari continuous improvement agar operasional pabrik lebih efisien dan mengurangi tingkat polusi udara karena rendah emisi.
Bonggol jagung lebih ekonomis karena dengan 1 ton bonggol jagung bisa menggantikan 0,06 ton batubara.
”Sebagai bahan bakar alternatif, kebutuhan bonggol jagung dalam jangka panjang diharapkan dapat terserap optimal hingga 80 ton per hari,” tambahnya.
Plt Direktur Utama SIG, Fadjar Judisiawan, menyampaikan apresiasi kepada Semen Gresik yang telah menerapkan tiga strategi di tengah tantangan industri semen yang kian ketat, yaitu inovasi, kolaborasi, dan proaktif. Melalui inovasi menggunakan bonggol jagung, dia menaruh harapan besar agar PTSG menjadi perusahaan yang komitmen atas keberlanjutan lingkungan. (RI)