SEMARANG, beritajateng.tv – Siapa sangka, sebelum dikenal sebagai influencer dan pengusaha sukses, Arief Muhammad ternyata sempat bercita-cita menjadi seorang pengacara. Namun, arah hidupnya berubah drastis setelah ia kehilangan penghasilan dari dunia digital dan justru menemukan jalan baru lewat bisnis kuliner.
“Dulu gue pengin banget jadi lawyer, makanya kuliah di hukum. Tapi pas penghasilan dari endorse turun, rasanya udah terlalu nyaman buat mulai dari nol lagi sebagai anak magang,” ungkap Arief dalam podcast bersama Raditya Dika, baru-baru ini.
Setelah masa kejayaannya di Twitter mulai redup dan pemasukan dari endorsement menurun, Arief tidak langsung kembali ke jalur hukum yang dulu ia rencanakan. Sebaliknya, ia justru banting setir dengan berjualan sate di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
“Twitter udah mulai sepi. Akhirnya gue jualan sate waktu itu di Kemang. Malam jualan sate, siangnya gue punya waktu luang,” tuturnya.
Usaha kuliner tersebut ternyata berkembang pesat. Dalam waktu setahun, Arief berhasil membuka sekitar 100 cabang sate di berbagai lokasi.
“Setahun jualan, cabangnya bisa sampai seratusan. Dari situ gue ngerasa punya banyak waktu di siang hari, makanya gue mulai iseng bikin vlog,” tambahnya.
Vlogging Bukan untuk Cuan, Tapi Jadi Titik Balik
Berawal dari iseng, kegiatan membuat vlog akhirnya menjadi titik balik dalam karier digital Arief Muhammad. Meski awalnya tidak diniatkan untuk mencari uang, kontennya mulai dilirik berbagai brand dan membuka peluang baru.
“Nge-vlog itu awalnya bukan buat cari duit. Tapi ternyata ramai, brand mulai datang lagi,” ujar Arief.
Yang menarik, Arief mengaku bahwa kali ini ia memiliki mindset berbeda. Jika dulu ia mengejar uang dari konten, kini ia menggunakannya sebagai alat untuk mendukung bisnisnya.
“Kalau gue dapat penghasilan dari sini (YouTube), uangnya bakal gue pakai buat gedein bisnis gue,” tegasnya.