SEMARANG, beritajateng.tv – Warga Kampung Bustaman memiliki cara berbeda dalam menyambut bulan suci Ramadan. Mereka menggelar perang air atau Gebyuran Bustaman pada satu pekan menjelang bulan puasa.
Gebyuran Bustaman adalah tradisi rutin setiap tahun sebagai simbol pembersihan diri. Tahun ini, Gebyuran Bustaman berlangsung pada hari Minggu, 3 Maret 2024.
Sejak siang, ratusan warga Bustaman dan pengunjung sudah ramai memadati gang-gang sekitar Kampung Bustaman. Tak hanya remaja, tua dan muda pun tak mau ketinggalan tradisi ini.
Plastik berisi air, ember, gayung, dan selang menjadi alat wajib pada tradisi ini. Tepat pukul 15.45, Gebyuran Bustaman dimulai.
Mereka saling melempar air ke badan orang lain. Tak peduli siapa di depannya, semuanya harus sama-sama basah.
Suara tawa pun mengiringi tradisi Gebyuran Bustaman. Setelah semua rasa-rasanya telah basah, acara kemudian mereka akhiri dengan makan bersama.
BACA JUGA: Dulunya Masyhur Sebagai ‘Kampung Jagal’, Begini Kisah Kampung Bustaman Sekarang
Uniknya, tahun ini, terdapat nama kondang yang turut meramaikan tradisi di Kampung Bustaman itu. Salah satunya ialah pemilik Angkringan West, Fahrudin Raharso yang biasa dipanggil Udin Lar.
Selain menjadi pengisi acara, Udin Lar juga ikut basah-basahan bersama warga Bustaman. Ia bahkan menjadi sasaran empuk serangan air.
“Aku udah beberapa kali ngisi di Bustaman, jadi rasanya seneng masih dilibatkan di acara ini, diundang lagi,” katanya.