Seperti kitab Birrul Walidaikum, kitab Sulamul Afham, kitab Syi’ir Fasholatan, kitab Mitro Sejati, hingga kitab Ngudi Susilo. Kitab-kitab itu, lanjut Rakmat, bertujuan untuk menanamkan karakter baik pada siswa.
“Pemilihan kitab ada alasannya, terkait pemahaman tauhid sejak dini sehingga anak-anak bisa mengerti tentang makna akidah, menghormati orang tua. Jadi kitab-kitab tersebut ada maknanya tersendiri sesuai usia mereka,” sambung Rakhmat.
Lantaran diadakan pagi hari, Rakhmat tak menampik adanya kendala dalam melaksanakan pesantren Ramadan. Seperti rasa kantuk dan rasa malas siswa.
BACA JUGA: Pasar Gebrak Ramadan Hadirkan Pengalaman Berbuka yang Berkesan di Gets Premiere Semarang
Kendati demikian, para guru dan orang tua saling bekerja sama untuk memberikan arahan dan motivasi terhadap siswa.
“Himbauan tidur lebih cepat. Kita juga memberikan buku jurnal 7 kebiasaan baik sehingga ada kontrol dari orang tua. Guru setiap hari juga selalu memberikan arahan motivasi,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila