“Namanya pengalaman pertama luar biasa. Mulai dari menata siswa dan lain-lain, kami belum penyesuaian. Tapi ketika hari kedua, hari ketiga, semakin lancar,” ucap Mukaromah.
Menu MBG yang tersalurkan di SMP Negeri 19 Semarang pun bervariasi. Terdiri dari nasi, sayur, lauk utama seperti ayam atau lele, serta lauk pendamping berupa telur ayam atau telur puyuh. Untuk buah, sejauh ini bergantian antara pisang dan jeruk.
BACA JUGA: Murid dan Guru SDN Gondoriyo Jambu Semarang Dukung MBG Tambah Susu: 4 Sehat 5 Sempurna
“Sempat ada masukan dari kami soal buah yang cenderung sama, yakni pisang. Tapi ternyata pisang itu paling aman, tidak mudah busuk, dan penanganannya mudah,” jelasnya.
Pihak sekolah juga terus mengedukasi siswa untuk menghabiskan makanan agar tidak ada yang terbuang sia-sia. Mukaromah menyebut, makanan MBG adalah bentuk keadilan sosial dari pemerintah, sehingga harus disyukuri.
“Kami sepakat semua menu yang tersaji sebisa mungkin harus dihabiskan. Karena pihak lain, sekolah lain, belum semua mendapatkan manfaat itu. Sementara sisa makanan seperti kulit buah atau cangkang telur kami kelola,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi