BACA JUGA: Viral! Oknum Pegawai Pemkot Semarang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual
Menurutnya, persoalan tersebut tidak bisa hanya dipandang sebagai urusan kepegawaian semata. Agustina menilai ada dimensi sosial yang harus diperhatikan secara serius.
Dia mengaku telah meminta Pj Sekda Kota Semarang Budi Prakosa dan Kepala BKPP Joko Hartono untuk menindaklanjuti kasus ini secara administratif dan kepegawaian. Namun juga mendorong evaluasi mendalam terhadap kondisi sosial masyarakat.
“Kita konsen soal ini. Kemarin begitu ada berita, kita langsung rapat. Saya minta pak Joko tangani secara kepegawaian. Tapi ini bukan cuma soal ASN, ada kondisi sosial yang harus kita perbaiki. Pasti ada yang keliru, ada yang salah. Kita lakukan evaluasi menyeluruh,” paparnya.
Lebih lanjut, Agustina menuturkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan mengambil langkah-langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak terulang.
Pemkot Semarang memastikan bahwa pelaku akan mendapat sanksi tegas jika terbukti bersalah sesuai aturan kepegawaian yang berlaku.
“Kalau soal sanksi, itu pasti akan di kenakan. Kami ini pemerintah, harus berpegangan pada peraturan perundangan yang berlaku,” terangnya.
Perihal apakah terduga pelaku pelecehan seksual pernah menjadi ajudan eks Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita. Agustina mengaku tidak mengetahui secara pasti, mengingat jumlah pegawai Pemkot yang mencapai lebih dari 16 ribu orang.
“Kalau soal itu, saya nggak hafal ya, karena jumlah ASN kita 16 ribu, kalau sudah pakai baju cokelat semua ya kelihatan sama,” tandasnya.
Kasus dugaan pelecehan ini sebelumnya mencuat setelah seorang perempuan membeberkan pengalaman tidak menyenangkan yang ia alami dari seorang pegawai Pemkot Semarang melalui sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Saat ini, kasus tersebut bahkan sudah masuk ke ranah Polrestabes Semarang. (*)
