Dengan memainkan gitar akustiknya, Dandung membawakan empat puisi. Yakni Mozaik Tercabik, Selembar Puisi Aroma Api, Saksikan Mesin Luka, dan Jangan Pilh Aku.
Yang istimewa dari penampilan Dandung, salah satu puisi yang ia bawakan yang berjudul Mozaik Tercabik, ia ciptakan secara khusus untuk konflik yang terjadi di Pulau Rempang.
BACA JUGA: Serasa di Negeri Dongeng! Daftar Wisata Pulau Kecil Bontang Kalimantan
“Harapan kita senada dengan sikap PP Muhammadiyah, yaitu hentikan proyek Rempang, lepaskan mereka yang ditahan, dan evaluasi ulang. Harapannya apa yang menjadi himbauan PP bisa terwujud,” kata Dandung seusai penampilannya.
Di lain pihak, Ketua PWM Jateng, Dr. KH. Tafsir, M.Ag. mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, berdakwah ataupun berjuang dapat melalui seni budaya. Ia pun berharap PWM Muhammadiyah dapat menjadi wadah kreatifitas bagi semua pihak.
“Kita berempati salah satunya melalui puisi, seniman-seniman dan kader-kader Muhammadiyah bisa menyampaikan empatinya ke warga Rempang lewat kegiatan ini,” ucapnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi