Harga yang ia banderol untuk per produknya variatif, mulai dari Rp 5 ribu untuk aksesoris seperti gelang dan gantungan kunci, hingga Rp 650 ribu untuk produk tas jinjing.
Perolehan Bulanan Capai Jutaan Rupiah
Pili menyebut, pendapatan yang berhasil ia raih tiap bulannya mencapai Rp 3 juta rupiah.
Memulai bisnis kerajinan tangan di kota besar seperti Kota Semarang nyatanya bukan tanpa hambatan. Piliani mengaku kesulitan mendapatkan karyawan yang memiliki keahlian khusus di bidang menganyam kertas. Tak heran hingga saat ini ia masih turun langsung menganyam koran.
“Tidak semua bisa menganyam, karena kalau produk seni seperti ini yang dijual kerapian. Jadi memang kendalanya di produksi yang terbatas, tapi sekarang alhamdulillah ada teman-teman mahasiswa Undip yang bantuin,” tutur Pili.
Melihat pelaku kerajinan tangan khususnya anyaman masih minim di Kota Semarang, Piliani bahkan rutin menyelenggarkan pelatihan.
Tiap hari Jumat, bertempat di teras rumahnya yang sekaligus Galeri Craftonesia, Piliani dengan suka rela mengadakan pelatihan menganyam secara gratis. Harapannya, ia ingin kerajinan anyaman koran bekas mampu berkembang lebih besar di Kota Semarang.
“Harapannya Craftonesia bisa jadi besar, enggak cuma bermanfaat buat aku tapi juga bermanfaat bagi orang-orang di sekitar aku. Bisa membantu menambah income orang-orang, sukses bareng-bareng,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi