SEMARANG, beritajateng.tv – Tambang ilegal di Kawasan Lereng Gunung Merapi & Merbabu merusak ratusan hektare lahan milik warga.
Ketua LSM Sapu Jagad Gunung Magelang, Muhammad Hindratno, menuturkan kerusakan yang timbul akibat tambang ilegal yang tak kunjung berhenti di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi tersebut.
Padahal, kata dia, kawasan tersebut dilindungi dan tak boleh digunakan sebagai lokasi tambang.
“Kerusakannya begitu parah, kedalaman itu ada yang 50 meter, debit air semuanya turun. Kalau debit air turun berarti mata air kanan dan kiri habis. Habisnya mata air membuat sungai kering, pertanian jadi mati,” tutur Hindratno saat beritajateng.tv jumpai di Kota Semarang belum lama ini.
Menurut pengakuannya, air di kawasan tersebut menjadi sangat keruh. Tak hanya itu, ia juga mengkhawatirkan sawah yang kemasukan pasir akibat tambang ilegal.
“Air di sana harusnya bening tapi sekarang tinggal kasih gula saja sudah kaya CoffeeMix, keruhnya minta ampun. Sawah pun akan banyak pasirnya, untuk bercocok tanam kesulitan karena jadi keras,” ucapnya.
Tambang Ilegal Merapi sudah belasan tahun
Kata Hindratno, tambang ilegal itu berlangsung sudah belasan tahun. Ia pun mengaku telah mengadu sejak Ganjar Pranowo masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan Ahmad Luthfi saat masih berstatus sebagai Kapolda Jawa Tengah.