“Jokowi punya segala-galanya untuk membentuk partai baru. Relawan, jaringan, dan popularitasnya masih sangat kuat,” tutur Adi, beberapa waktu yang lalu.
Wacana Partai Super Tbk kritikan dari Jokowi?
Adi Prayitno menilai bahwa partai-partai di Indonesia cenderung terkonsentrasi pada segelintir elite, dengan keputusan strategis mayoritas ada pada ketua umum.
“Partai politik kita selama ini sangat tersentralisasi, keputusan partai hanya ditentukan oleh segelintir elite. Ini yang mungkin ingin Jokowi kritik. Partai [Super Tbk] itu tadi tidak lebih dari sebatas kritik politik dari Jokowi,” imbuhnya.
Di sisi lain, muncul spekulasi bahwa partai “Super Tbk” hanyalah bentuk satire terhadap kondisi politik saat ini. Oligarki dalam partai masih menjadi tantangan besar, di mana keputusan penting sering kali hanya sekelompok kecil elite yang menentukan. Fenomena ini tak hanya terjadi di satu partai, tetapi hampir di semua partai besar di Indonesia.
BACA JUGA: Jokowi Tembus Nominasi Pimpinan Terkorup versi OCCRP, PDIP Tantang KPK Tindaklanjuti
Jika benar Jokowi ingin mendirikan partai, ini bisa menjadi momen penting dalam politik Indonesia. Apalagi, dengan perubahan aturan ambang batas parlemen yang semakin longgar, peluang partai baru untuk bersaing semakin terbuka.
“Dengan aturan baru ini, siapa pun yang mendirikan partai punya peluang besar untuk masuk parlemen, termasuk jika Jokowi benar-benar serius,” kata Adi.
Meskipun demikian, Jokowi masih berhati-hati dalam menyampaikan sikapnya. Pernyataannya yang diplomatis membuat publik terus menebak-nebak langkah politiknya ke depan.
Namun satu hal yang pasti, masyarakat masih menantikan apakah gagasan Partai Super Tbk akan benar-benar terwujud atau hanya sekadar wacana politik belaka. (*)
Respon (1)