Arief mengungkapkan, rumah di Kampung Sekayu saat ini kebanyakan dialihfungsikan sebagai rumah indekos.
“Ini sekarang banyak kost-kostan. Karena kan banyak kantor dan kampus di sekitar sini, jadi warga menyewakannya sebagai kost-kostan, dekat ke mana-mana,” imbuhnya.
BACA JUGA: Bertahan di Tengah Modernisasi, Kampung Bustaman Simpan Beragam Tradisi Hingga Cerita Legendaris
Rumah tua Kampung Sekayu jadi incaran investor
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa Kampung Sekayu merupakan perkampungan tertua di Kota Semarang. Berdasarkan bukti yang ada, Kampung Sekayu telah eksis sejak tahun 1413.
Ia pun kini tengah serius mengurus dokumen sertifikat rumah warga agar Kampung Sekayu tak mudah tergusur di kemudian hari. Hal tersebut lantaran banyaknya tawaran investor untuk membeli rumah di kampungnya.
“Mereka ditawari uang banyak sekali; siapa yang nggak tergiur? Tapi tunjukkan ke saya, ada nggak salah seorang dari mereka yang sukses jadi jutawan sekarang? Nggak ada kan,” tekannya.
BACA JUGA: Dulunya Masyhur Sebagai ‘Kampung Jagal’, Begini Kisah Kampung Bustaman Sekarang
Oleh karena itu, ia sebagai salah satu tokoh tetua setempat kini berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan Kampung Sekayu dari tawaran investor.
“Sejak dulu kita harus waspada, contoh kampung di Pemuda, kampung di Jalan Gajah Mada, itu mereka satu kampung habis karena nggak ada tokoh yang menjaga, nggak ada kesatuan dan persatuan warga,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi