“Ada dua jenis obat, yang satu mematikan sangat, jadi mati tidak sakit. Kalau mau bunuh diri ya pakai [obat kedua] itu. Dia pakai obat [pertama] itu hanya menghilangkan rasa sakit,” beber Misyal.
Alami kecelakaan saat pendidikan yang sebabkan saraf kejepit
Lebih lanjut, Misyal membenarkan korban memang menderita penyakit saraf dan telah menjalani operasi sebanyak dua kali. Namun, belakangan terungkap penyakit tersebut muncul setelah korban mengalami kecelakaan akibat kelelahan bekerja.
“Kecapekan karena jam kerja yang saya bilang tadi. Setiap hari seperti itu, sampai akhirnya suatu saat dia jatuh masuk ke selokan yang menyebabkan dia saraf kejepit,” imbuhnya.
Selain karena jam kerja berlebih, Misyal turut mengungkap berbagai perlakuan tak mengenakkan yang korban terima dari senior korban. Antara lain, memesan makanan, menyiapkan ruang operasi, mengangkat galon, membayar biaya penerbitan jurnal.
BACA JUGA: Beri Bukti Dugaan Perundungan PPDS Undip, Keluarga dr. Aulia Kantongi Nama-nama Terlapor
Misalnya saat memesan makanan pun, dr. Aulia tak sekadar memesankan saja. Namun, juga dari mendata menu makanan, memesan, hingga membaginya.
Perlakuan-perlakuan tersebut yang kemudian disinyalir memperparah sakit dr. Aulia.
“Misal kita kompak mesan nasi padang, selesai; tapi yang ini pengen ini, puluhan orang pesan makanan yang berbeda, dan itu setiap hari,” tandas Misyal. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi