Scroll Untuk Baca Artikel
FeatureHeadline

Tradisi Ketupat Jembut di Semarang, Begini Awal Mula Nama Uniknya

×

Tradisi Ketupat Jembut di Semarang, Begini Awal Mula Nama Uniknya

Sebarkan artikel ini
ketupat jembut
Memperingati momen Syawalan, warga Semarang menggelar tradisi bagi-bagi ketupat jembut dan uang kepada anak-anak. (Yovita/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng. tv – Tepat seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri, atau hari Sabtu 29 April 2023, masyarakat Kota Semarang turut merayakan Syawalan atau Lebaran Ketupat. Uniknya, salah satu daerah di Semarang punya tradisi lama berbagi dan makan ketupat jembut.

Setiap Syawalan, warga Kampung Jaten Cilik, Pedurungan, Semarang memiliki menu istimewa yaitu ketupat jembut.

Ketupat jembut atau kupat jembut sendiri berupa ketupat yang bagian tengahnya terbuka dan berisi tauge atau kecambah.

“Nama aslinya ketupat tauge, tapi ya dibikin nama itu buat memudahkan saja,” jelas Munawir, Imam Masjid Roudlotul Muttaqin, di kawasan Kampung Jaten Cilik, Pedurungan, Semarang.

BACA JUGA: Peringati Syawalan, Warga Semarang Gelar Tradisi Bagi-bagi Kupat Jembut

Munawir juga menerangkan bahwa tradisi ini sudah berlangsung sejak lama. Meskipun tidak jelas sumbernya, tapi menurut Munawir, tradisi ini sudah ada sejak tahun 1950, atau setelah perang dunia kedua.

“Kupat ini memiliki simbol kesederhanaan, karena dulu orang cuma makan ini, tidak ada opor ayamnya,” lanjutnya.

Kupat jembut memiliki makna yang mendalam. Namun, tidak semua masyarakat Semarang mengenal dan melestarikan tradisi ini.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan