Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Pakai Ketupat Tak Biasa, Begini Tradisi Syawalan Unik Kupat Jembut di Kota Semarang

×

Pakai Ketupat Tak Biasa, Begini Tradisi Syawalan Unik Kupat Jembut di Kota Semarang

Sebarkan artikel ini
Kupat Jembut
Salah seorang warga menunjukkan isi belahan Kupat Jembut. (Yovita/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Tradisi Syawalan di kampung Jaten Cilik, Kota Semarang, kembali digelar. Nama tradisinya cukup unik, yaitu Kupat Jembut. Ketupat ini tersaji dengan diiris tengahnya lalu diisi tauge mirip rambut, sambal kelapa, dan sayuran.

Pelaksanaan tradisi Kupat Jembut ini yakni setelah salat Subuh di sekitar Masjid Roudlotul Muttaqin, Kampung Jaten, Kota Semarang. Anak-anak yang berkumpul lantas berebut ketupat serta uang.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Acara tradisi Syawalan itu berlangsung meriah ketika setiap warga dari rumahnya memberikan uang, lalu anak-anak berlarian menghampiri untuk memperebutkan uang atau ketupat tersebut.

BACA JUGA: Begini Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat atau Syawalan, Ternyata Tak Cuma di Jawa!

Filosofi tradisi Kupat Jembut

Imam Masjid Roudlotul Muttaqin, Munawir, pun menjelaskan lebih lanjut terkait filosofi tradisi Kupat Jembut ini.

“Tradisi Syawalan ini sebutannya juga ‘lebaran anak-anak’ untuk kampung sini. Lebaran sudah berakhir dan sebagai tanda kita sudah saling maaf-memaafkan, melepaskan jabatan tangan dengan membelah ketupat di tengahnya. Karena, ketupat sebagai simbol jabatan tangan dan belah tengahnya. Itu sebagai tanda berakhirnya Hari Raya Idulfitri,” tutur Munawir, Rabu, 17 April 2024.

Asal muasal tradisi Kupat Jembut ini sendiri telah turun-temurun. Bahkan, tradisi ini sudah ada sejak tahun 1950-an.

“Untuk kampung sini mulai sejak tahun 1950. Waktu itu [warga setempat] pulang ngungsi setelah Perang Dunia kedua, terus pulang ke kampung sini lagi. Semua yang berasal dari sini ngungsi ke arah Mranggen [Demak], Gubug [Grobogan], dan daerah sebelah timur,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan