Bambang menambahkan, kota-kota di Asia dapat berkembang pesat karena dorongan peluang ekonomi dan sosial. Namun, pertumbuhan kota yang pesat juga menimbulkan tantangan dan permasalahan, seperti peningkatan kesenjangan ekonomi, berkurangnya kohesi sosial, dan degradasi lingkungan serta meningkatnya risiko bencana.
“Ide kota layak huni (livable city) menempatkan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat dalam pusat pembangunan perkotaan dan pengambilan keputusan,” ujar Bambang.
Tawarkan Pendekatan 5D untuk kota masa depan yang layak huni
Lebih lanjut, Bambang menawarkan ‘Pendekatan 5D’ yang dapat di pertimbangkan untuk menelaah ulang kondisi perkotaan. Adapun “Pendekatan 5D” terdiri lima “D” yakni Design, Density, Diversity, Digitalization, dan Decarbonization.
BACA JUGA: Sambangi FISIP Undip, Pemprov Jateng: Mahasiswa Kontrol Sosial dan Edukator dalam Pemilu 2024
Menurutnya, ‘Pendekatan 5D’ dapat di manfaatkan untuk mencapai solusi dalam memperkuat kota yang layak huni. Selain itu juga menelaah ulang aspek-aspek livability sebuah kota.
“Konsep ini menempatkan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat di pusat pembangunan perkotaan dan pengambilan keputusan,” tutupnya.(*)
Editor: Farah Nazila