Sedangkan dianggap keilmuan ketika sudah mengalami metodologi ilmiah dan melalui pembuktian ilmiah, atau biasa disebut evidence based. Evidence based sendiri nantinya dapat dipertanggung jawabkan dan ketika dicobakan berulang ke orang lain akan menghasilkan hasil yang sama.
“Mohon maaf, sejauh yang saya tahu, sependek pemikiran saya, memang belum ada evidence based. Kalau memang ada evidence basednya, tentu akan tercantum dalam satu jurnal ilmiah,” tutur dr Tan.
Oralit Mendadak Langka di Pasaran
Imbas ciutan seorang dokter mengenai tips sahur minum oralit memang tidak main-main. Beberapa netizen bahkan melaporkan adanya kelangkaan oralit dan harga yang melambung naik di pasaran.
“Dah ya guys. Udah cukup panic buying oralitnya. Soalnya aku lihat oralit udah banyak habis dan naik harganya. Ini bukan puasa pertama kalian juga kan?” tulis seorang netizen di Twitter.
Dr Tan mengatakan bahwa fenomena ini bisa terjadi karena faktor sosial yaitu ketika seorang dokter memiliki massa atau pengikut media sosial. Menurutnya, dokter yang mempunyai banyak pengikut di media sosial harus senantiasa menjaga ucapan agar tidak menyebabkan kekeliruan di masyarakat.
“Apabila kita salah bicara, kebetulan kita selebgram, kebetulan kita ini orang yang punya banyak pengikut, tebak apa yang terjadi? Semua orang akan memburu apapun yang sedang Anda promosikan,” pesan dr Tan kepada rekan sesama dokter.
Terakhir, dr Tan menyampaikan keprihatinnya terkait kelangkaan produk oralit serta harga oralit yang melambung tinggi. Ia menyayangkan kondisi saat orang yang memang membutuhkan, baik karena sedang diare ataupun dehidrasi akut, menjadi susah mendapatkan oralit di pasaran. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto