“Kalau pemula tidak disarankan melakukan tektok kecuali gunung pendek. Nah, Gunung Slamet punya julukan Atap Jawa Tengah, atau gunung tertinggi di Jawa Tengah,” ucapnya.
Fajar menuturkan, terdapat alasan tertentu seseorang melakukan pendakian tektok. Salah satu yang paling umum ia jumpai adalah karena malas membawa beban berat.
BACA JUGA: Sempat Hilang di Gunung Slamet, Siswi SMK Asal Semarang Telah Ketemu, Begini Kondisinya
Pada pendakian normal, pendaki memang harus menggendong bawaan yang berbobot berat. Umumnya, berisi tenda, logistik, kompor, dan perlengkapan lainnya.
“Kalau tektok cukup bawa logistik makan sekali atau dua kali, air minum secukupnya, sama obat-obatan aja,” ucap Fajar.
Dengan pengalamannya 25 tahun mendaki gunung, Fajar sendiri pernah melakukan tektok. Tetapi, hanya di gunung-gunung pendek seperti Gunung Ungaran dan Gunung Andong yang membutuhkan 2-3 jam perjalanan saja.
Lebih dari itu, Fajar tak menyarankan seorang pendaki untuk melakukan pendakian tektok. Kecuali, jika telah melakukan persiapan fisik yang matang.
“Untuk mendaki itu perlu persiapan fisik, sih, pasti. Olahraga sepeda untuk melatih otot di kaki, lari, renang untuk ngatur pernapasan, push up ngatur bahu, itu semua lakukan rutin,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi