“Inklusivitas menjadi fokus kami. Kami berkomitmen menghadirkan lebih banyak ruang aksesibilitas dan layanan publik yang adil untuk semua,” tambahnya.
Penghargaan ini bertepatan dengan peluncuran Indeks Inklusi Sosial Indonesia (IISI) oleh SETARA, mengapresiasi kondisi inklusi sosial di level nasional dan di 24 kota/kabupaten di Indonesia.
Dua penilaian utama Semarang adalah variabel aspirasional, termasuk hak atas kesehatan dan pendidikan, dan pendekatan dengan indikator seperti rekognisi dan partisipasi komunitas.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang berkontribusi dalam menjadikan inklusi sosial sebagai bagian dari kebijakan daerah. Semoga penghargaan ini mendorong kami lebih dekat mewujudkan impian Semarang sebagai kota inklusif,” pungkas Agustina. (*)
Editor: Elly Amaliyah