FeatureNasional

Warga Bojonegoro Inisiasi Nabung Sampah untuk Bayar Pajak

×

Warga Bojonegoro Inisiasi Nabung Sampah untuk Bayar Pajak

Sebarkan artikel ini
Bojonegoro
Warga memilah sampah sebagai upaya inisiasi nabung sampah untuk bayar pajak di BSM Mandiri Keluarga Harapan Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu 24 September 2023. (Hery P/beritajateng.tv)

BOJONEGORO, beritajateng.tv – Ya, namanya Imam Muklas, warga Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur.

Ia adalah penggagas Bank sampah Masyarakat (BSM) Mandiri Keluarga Harapan di Desanya, yang ia gagas pada awal 2017 lalu.

Idenya sederhana, namun efektif. Awalnya ia terinspirasi dengan ucapan Presiden keempat Gus Dur. Bahwa “saat lahir semua orang tertawa pada kita, namun saat kita meninggal orang akan menangis”.

“Jadi tandanya begini, ketika kita meninggal, orang – orang menangis. InsyaAllah itu tandanya mereka sangat kehilangan kepada kita,” ungkap Imam Muhlas saat menjadi narasumber lokal hero pada media Gathering bersama Pertamina Indonesia Timur, di Hotel Hyatt Regency, Jogyakarta, Minggu 25 September 2023.

Kemudian, kata Imam, untuk berbuat kepada masyarakat, ia merasa tidak memiliki cukup kemampuan, tidak memiliki cukup sumber daya yang memadai. Sehingga ia berfikir apa yang bisa ia lakukan, yang belum atau tidak orang lain lakukan, yaitu mengelola sampah.

“Pertama karena sampah itu tidak akan habis, tapi semakin hari malah semakin banyak. Kedua kurang sadarnya masyarakat untuk mengelola sampah”, kata Imam.

Lalu ia mengajak sejumlah warga di Desa setempat, untuk mengumpulkan sampah-sampah yang bisa mereka daur ulang bernama sampah rosok.

“Tagline-nya, Nabung Sampah untuk Bayar Pajak. Pajak di sini adalah Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang warga bayarkan setahun sekali,” imbuhnya.

Ide itu kemudian disebarkan kepada Pemerintah Desa dan melalui para perempuan jamaah pengajian setempat.

Sampah-sampah itu bisa apa saja. Botol bekas obat hama, botol air mineral, piring-piring aluminium, penanak nasi yang rusak, kardus, kertas-kertas.

Apa saja sampah yang terbilang masih memiliki manfaat kembali. Semua sampah yang terkumpul langsung mereka jual ke pengepul.

“Biaya operasional pengurus sendiri waktu itu masih lillahita’ala,” kata Muhlas.

Saat ini sudah ada kurang lebih tiga ratus warga di empat Dusun sudah bergabung di BSM Mandiri Keluarga Harapan Bojonegoro.

Waktu itu Bank sampah miliknya belum memiliki kantor. Meski begitu Muhlas dengan tekun berkeliling dari dusun ke dusun untuk memungut sampah rosok dari warga.

Warga yang memberikan sampah rosok tersebut juga langsung menerima manfaatnya. Yakni mendapat uang berdasarkan berat sampah yang ia miliki, dan dirupiahkan menjadi tabungan pribadi masing-masing.

Sampah-sampah itu ditimbang setiap tiga bulan sekali. Dalam sekali timbang, BSM bisa memperoleh empat kuintal sampah, berupa botol obat pertanian, botol air mineral, penanak nasi rusak, kardus, kertas, dan lain-lain.

Dalam setahun, hasilnya luar biasa, mereka bisa memperoleh uang sebanyak Rp 8 juta.

“Tahun 2017, kami sudah bisa bayar pajak menggunakan hasil tabungan sampah dan langsung kami koordinasikan Pemerintah Desa. Kendati belum sepenuhnya warga desa ikut,” kata Muhlas.

Namun tentu saja bekerja tanpa kantor membuat Muhlas kepayahan. Mengumpulkan sampah dengan model langsung jual kepada pengepul besar, tidaklah mudah.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan