FeatureNasional

Warga Bojonegoro Inisiasi Nabung Sampah untuk Bayar Pajak

×

Warga Bojonegoro Inisiasi Nabung Sampah untuk Bayar Pajak

Sebarkan artikel ini
Bojonegoro
Warga memilah sampah sebagai upaya inisiasi nabung sampah untuk bayar pajak di BSM Mandiri Keluarga Harapan Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu 24 September 2023. (Hery P/beritajateng.tv)

“Kalau begini terus, kita tidak maksimal,” kata Muhlas kepada kawan-kawannya.

Mereka tidak bisa bekerja hanya dengan bermodal keikhlasan. Mereka butuh tempat untuk menyimpan, memilih, dan memilah sampah-sampah berdasarkan jenis dan nilai jual.

“Dari selisih harga itu, harapan kami bisa menghidupi pegiat-pegiat bank sampah. Walau tidak banyak seperti gaji, minimal ada konsumsi, beli kaos, seperti itu,” kata Muhlas.

Di 2018, dengan dana yang ada, Muhlas berinisiatif untuk menyewa sebuah rumah kosong sebagai tempat sekaligus kantor di Bojonegoro. Untuk menimbun dan memilah sampah.

Namun, saat pandemi Covid 19 BSM yang ia gagas ikut terdampak. Harga sampah rosok anjlok drastis.

Sementara BSM berkewajiban mengembalikan tabungan masyarakat sesuai kesepakatan .

“Sesuai perjanjian, walau harga turun atau naik, tabungan harus kami kembalikan sesuai nilai (kesepakatan, Red.),” kata Muhlas.

Di tengah situasi itu, Muhlas mencoba memberanikan diri untuk membuat dan mengajukan proposal kepada PT Pertamina EP Cepu pada tahun 2019.

“Awalnya, kami tidak begitu yakin program ini mau didukung Pertamina. Tapi akhirnya pada 2020, kami dikabari kalau Pertamina mau mendukung kegiatan bank sampah kami,” kata Muhlas.

Pertamina memberikan bantuan pelatihan manajemen pengelolaan sampah. “Tim kami dilatih mengelola sampah dengan baik, termasuk cara pembukuan, mulai dari pencatatan buku tabung hingga ada studi tiru. Kami mendapat bantuan kendaraan roda ketiga, mesin pencacah organik, bak pilah sampah, dan alat tulis kantor,” kata Muhlas.

Tak berhenti begitu saja, untuk mengembangkan BSM nya, Iapun menyempatkan diri ke Banyumas, Jawa Tengah, untuk belajar tempat pengelolaan sampah terpadu.

Kemudian hasil studi tiru, ia terapkan untuk mengelola sampah secara keseluruhan. Artinya ia tidak ingin hanya mendapat sebutan sebagai tukang rosok, namun juga berkembang mengolah sampah organik.

“Kami ingin mengolah sampah-sampah plastik di sekolah, di warung-warung di Bojonegoro menjadi konversi BBM. Minimal untuk bahan bakar operasional kami. Kedua, kami ingin mengelola limbah organik dengan konversi magot (lalat hitam). Ke depan itu yang sedang kami genjot. Sampah magot dan sampah rongsok nominalnya cukup untuk membayar pajak,” katanya.

Berjalannya waktu, kini BSM yang ia gagas tidak hanya berada di Desanya sendiri. Bank sampah juga berkembang di Desa lain, seperti Kauman, Karang Pacar, dan Banjarejo di Kecamatan Kota.

Terpisah Manager JTB Site Office & PGA Edy Purnomo mengatakan, pihaknya mendukung peningkatan lingkungan bersih, sehat, bebas sampah domestik atau rumah tangga.

“Bantuan kepada masyarakat ini merupakan bentuk komitmen PT Pertamina EP Cepu dalam memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasi,” katanya.

Apalagi, pemerintah menargetkan bisa mengurangi sampah 30 persen pada 2025. Sasaran penanganan dan pengolahan 48 persen berasal dari sampah rumah tangga.

“Kami juga mewujudkan asas pemerataan dan keadilan dalam implementasi program pengembangan kemasyarakatan yang tidak terbatas pada area project, tetapi juga masyarakat yang berada di luar area project sesuai dengan prioritas kebijakan daerah. Kami menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah agar usaha dapat berjalan dengan baik,” kata Edy.  (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan