Jateng

Warga Jateng Kedinginan “Bediding”, BMKG Ahmad Yani: Suhu Terendah di Semarang Capai 18 Derajat

×

Warga Jateng Kedinginan “Bediding”, BMKG Ahmad Yani: Suhu Terendah di Semarang Capai 18 Derajat

Sebarkan artikel ini
bediding
Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang, Haris, saat dijumpai di kantornya, Sabtu, 12 Juli 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

Fenomena bediding berlangsung hingga kemarau rampung

Di beberapa daerah khususnya daerah selatan maupun dataran tinggi di Kota Semarang dan sekitarnya seperti Mijen, Tembalang, hingga Ungaran, kata Haris, suhu terendah selama fenomena bediding berlangsung bisa mencapai 18-19 derajat.

Normalnya, suhu pada daerah tersebut berkisar 23 derajat pada musim pancaroba.

“Kalau untuk di kota sendiri mungkin lebih cenderung [panas], biasanya kalau yang daerah Kota seperti di Ungaran, kemudian kalau sebelah baratnya seperti di Mijen atau yang dekat-dekat perbukitan mungkin hampir mendekati 18 atau 19 derajat,” jelasnya.

Untuk daerah Jawa Tengah, wilayah paling dingin saat fenomena bediding terjadi di daerah pegunungan seperti Dieng.

BACA JUGA: Musim Kemarau 2025 Menurut BMKG, Perkiraan Mundur dengan Durasi Lebih Pendek

“Pasti di daerah pegunungan atau dataran tinggi ya, mulai dari dan gunung-gunung yang lainnya seperti Gunung Slamet, Gunung Merbabu Merapi, dan daerah-daerah perbukitan atau pergunungan dataran tinggi itu sudah pasti dingin,” jelas dia.

Haris menyebut, fenomena bediding ini bisa terjadi selama musim kemarau berlangsung.

“Kalau terjadinya memang di masa-masa kemarau ini, Juli, Agustus, September. Bahkan mungkin kalau memang kemarau ini agak panjang ya sampai Oktober itu memang peluangnya [bediding] tetap masih ada,” pungkas Haris. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan