Riyadi mengaku telah memetakan titik-titik rawan bencana serta melakukan langkah mitigasi dengan pengecekan secara berkala, penyiapan SDM yang kompeten, serta menerapkan manajemen krisis kepariwisataan.
“Kami meminta pengelola DTW untuk tidak memaksakan wisatawan masuk jika telah mencukupi daya tampung dan memberikan alternatif wisata lain,” tegasnya.
Ia berkaca dari kejadian di Jembatan Kaca The Geong Hutan Pinus Limpakuwus Banyumas yang memakan korban. Pihaknya mengaku telah melakukan uji petik terhadap wahana berisiko tinggi di 14 kabupaten/kota dan mendorong pemda untuk memantau pengelolaan DTW.
Adapun Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng, lanjut Riyadi, telah melakukan pengecekan secara rutin terhadap wahana, memastikan tidak melebihi daya tampung, serta mengimbau pengelola DTW untuk mengikuti peraturan.
BACA JUGA: Jumlah Pemudik Meningkat, Dorong Sektor Pariwisata Jateng
Terkait antisipasi penyebaran COVID-19, pihaknya mengaku tengah menunggu arahan terkait aturan prokes dan lainnya.
“Terkait prokes kami masih menunggu arahan dan kebijakan dari Pemerintah Pusat, karena status pandemi yang sudah tercabut. Saat ini arahan lebih kepada optimalisasi pemberian vaksin primer hingga booster kedua,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila