SEMARANG, beritajateng.tv – Berhentinya Warung Semawis menjadi kabar buruk bagi pecinta kuliner. Festival di Gang Warung, Kawasan Pecinan itu merupakan salah satu pasar kuliner legendaris di Kota Semarang.
Inisiator Warung Semawis, Widya Wijayanti menjelaskan awal mula terbentuknya Warung Semawis. Menurutnya, nama Warung Semawis diambil dari nama lokasi Warung Semawis berada. Yakni Gang Warung. Sedangkan Semawis diambil dari singkatan Semarang Untuk Wisata.
“Warung Semawis sebetulnya adalah pasar kuliner di sepanjang Gang Warung, dari ujung ke ujung. Bukan menunjuk pada merek salah satu usaha,” ceritanya saat beritajateng.tv hubungi, Rabu, 22 Januari 2025.
Ia menjelaskan, Warung Semawis mulanya merupakan bagian dari rencana Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata) dalam menciptakan ruang interaksi antar masyarakat. Mengingat dulunya Kota Semarang masih terkotak-kotakkan antar etnis.
BACA JUGA: Sindir Kesenjangan Sosial, Kolektif Reaksi Kembali Gelar Pasar Gratis di Kota Lama Semarang
Lalu, Kawasan Pecinan sebagai salah satu ikon masyarakat Tionghoa di Semarang terpilih menjadi satu pusat interaksi itu. Apalagi kala itu, kuliner Pecinan sangat terkenal akan kelezatannya.
“Waktu itu kalau menyebut makanan yang ada di Pecinan cuma ada dua, enak dan enak sekali. Tentu saja dengan berbagai macam variasi halal dan tidak halalnya. Itu yang mau kita angkat,” katanya.
Dengan latar belakang itu, Kopi Semawis kemudian menyimpan ide besar dalam memperbesar Pecinan dengan Warung Semawis. Saat itu, mereka bahkan belajar langsung ke Medan, Surabaya, hingga Malaysia demi mempelajari kultur wisata kuliner masyarakat Tionghoa.
Alhasil, Warung Semawis mulai resmi berjalan sejak tahun 2004 silam. Saat itu, Warung Semawis mendapatkn respon positif dari masyarakat.