SEMARANG, beritajateng.tv – Masih banyak PR Jawa Tengah (Jateng) yang belum tuntas sebelum masa jabatan Gubernur-Wakil Gubernur berakhir pada September 2023 mendatang. Salah satunya ialah kemiskinan ekstrim di Jateng. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun mengakui langsung hal tersebut.
“Masih ada banyak, ya. Maka hari ini kita rapatkan bagaimana menurunkan angka kemiskinan ekstrim kita. Datanya ini agak bagus, ya. Kita membuat cara ekstra, kita intervensi dengan cara yang ekstrim,” ucap Ganjar saat beritajateng.tv temui usai Rapat Koordinasi Penanganan Kemiskinan Ekstrim di Ruang Rapat Kantor Gubernur Jateng, Senin, 14 Agustus 2023.
Dari klaster kemiskinan ekstrim di Jateng, menurut Ganjar, masalah stunting dan disabilitas menjadi yang paling cepat ia bisa selesaikan. Ganjar mengaku dapat mengintervensi stunting dan disabilitas hingga 10 persen khusus klaster miskin ekstrim. Kemudian berlanjut dengan penuntasan anak tidak sekolah (ATS).
“Yang kedua angka anak tidak sekolah. Ini tadi dicari dan tadi nemu banyak daerah yang ketika lulus SMP mau ke SMA/SMK/MAN gak ada sekolahnya. Solusinya sekolah virtual, sekolah satu atap, ini banyak cara yang mesti kita selesaikan. Tapi mereka (ATS) harus kita paksa. Atau saya sarankan kalau enggak jadi anak asuh, dibawa ke tempat yang ada. Dibiayai entah dari beasiswa atau gotong royong,” sambungnya.
BACA JUGA: Yenny Wahid Siap Temani Safari Politik, Ganjar Klaim Sudah Lama Dekat dengan Gus Dur
Eksistensi pengangguran perkuat kemiskinan ekstrim di Jateng
Tak hanya itu, eksistensi pengangguran juga menjadi penunjang kemiskinan ekstrim di Jawa Tengah. Ganjar mengklaim telah melakukan intervensi melalui pemberian pelatihan, sehingga mereka memiliki kemampuan yang perusahaan butuhkan.
“Terus kemudian yang tidak bekerja angkanya juga bagus yang diintervensi. Ada yang kita latih, ada yang kemudian kita dorong untuk bisa bekerja di perusahaan,” bebernya.