BACA JUGA: Hadirkan 33 Ribu Kader, Apel Siaga PDIP Jateng Hadirkan Hologram Bung Karno
Para Komandante PDI Perjuangan
Empat pasukan yang menjalankan strategi gerendel itu, lanjut Bambang, pertama adalah para Komandante yang akan menjadi komandan tempur mengamankan wilayah.
“Satu, yang bintang-bintang itu menggerendel, namanya Komandante. Mereka punya zonasi yang dijaga. Komandan teritori elektoral. Ada bintang 1, 2, 3 itu jaga teritori. Itu sistem gerendel utama. Ditambah sistem gerendel tambahan,” ujarnya.
Pasukan berikutnya yakni pasukan burung hantu; ada 800 personel yang tersebar untuk menjadi pasukan yang memberikan laporan terkini soal situasi politik.
“Satu batalion burung hantu yang kita terbangkan setiap saat, terus beri report apa yang terjadi di lapangan. Sekaligus bisa mematuk di lapangan kalau ada pengganggu,” ujar Bambang.
Kemudian pasukan berikutnya adalah pasukan gorong-gorong. Istilah itu mereka gunakan untuk mengantisipasi gangguan di ‘wilayah tempur’ PDI Perjuangan.
“Pasukan gorong-gorong di ‘parit-parit’ untuk beresi yang akan masuk ke wilayah tempur kita,” tegasnya.
Pasukan terakhir yaitu barisan sehat dan gembira berisi ribuan ibu-ibu yang bersenam Sicita. Menurut Bambang Pacul, perlu ada kemeriahan dalam pesta politik agar tidak tegang.
“Barisan sehat dan bergembira, senam sicita. Ibu-ibu happy-happy. Itu kegembiraan pertandingan. Harus ada yang tepuk tangan. Pertandingan tanpa tepuk tangan (jadi) tegang,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi