Derap Nusantara

Bak Ditelan Kemajuan Zaman, Begini Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang di Tengah Pusaran Social Commerce

×

Bak Ditelan Kemajuan Zaman, Begini Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang di Tengah Pusaran Social Commerce

Sebarkan artikel ini
social commerce
Para pedagang di Pasar Tanah Abang menyerukan penghapusan "social commerce" yang menjadi salah satu penyebab sepinya Pasar Tanah Abang, Jakarta, Sabtu, 23 September 2023. (ant)

Pasalnya, para pedagang sebenarnya memiliki keuntungan lebih jika bisa mengikuti perkembangan teknologi digital saat ini, yakni memiliki dua pasar yang meliputi konsumen yang datang langsung ke pasar dan pembeli secara daring.

Meski pada akhirnya platform social commerce akan ada aturannya, maraknya penjualan secara daring yang membuat beberapa UMKM kalah saing mau tidak mau akan mewajibkan para pedagang beradaptasi dengan digitalisasi. Jika tidak, terdapat kemungkinan besar UMKM akan tumbang secara perlahan.

Belum lagi terdapat masalah lain pada UMKM yang telah mengadopsi digitalisasi. Masalah tersebut yakni persaingan dengan para pemengaruh (influencer) ataupun artis yang mempromosikan produk luar negeri.

Joselin (33) ialah salah seorang pedagang pakaian pesta pernikahan di Pasar Tanah Abang. Ia mengaku turut menawarkan dan menjual barang dagangannya secara daring. Namun, ia tetap tidak bisa bersaing dengan para pemengaruh yang berjualan barang impor.

“Kami kalah dengan artis-artis. Kami coba online dan live, tetapi tetap tidak ada yang beli. Jadi tolong atur yang ketat syarat-syarat berdagang online,” kata Joselin.

BACA JUGA: Tips Jadi Content Creator TikTok untuk Pemula, Kuncinya adalah Konsisten!

Pedagang keluhkan sepi pembeli

Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, mengaku cukup banyak mendapatkan keluhan mengenai sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang yang terpicu maraknya aktivitas jual beli di platform social commerce. Aktivitas ini melibatkan banyak artis dan pegiat media sosial.

Promosi oleh artis atau pemengaruh menyebabkan pembeli lebih berminat dengan barang tersebut ketimbang barang dagangan UMKM Pasar Tanah Abang.

Dampak lain dari sepinya pembeli di Tanah Abang pun tak hanya pedagang alami. Sektor lain pun merasakan, misalnya, para porter atau jasa angkut barang.

Para jasa angkut barang tersebut biasanya bisa memberikan jasa hingga 20 kali pengangkutan barang. Kini, sama sekali tak mendapatkan uang dari jasa pengangkutan barang dalam satu hari pun sudah menjadi kebiasaan karena sepinya pembeli.

Dari sisi pembeli, Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, ​​​​​​menuturkan daya beli masyarakat bisa ditingkatkan sebagai solusi alternatif dalam mendorong agar Pasar Tanah Abang kembali ramai.

Langkah tersebut bisa pemerintah lakukan, salah satunya dengan memberikan bantuan sosial tertentu untuk pembelian barang di Pasar Tanah Abang. Apabila masyarakat mendapatkan tambahan dana, maka peluang untuk membeli barang di Pasar Tanah Abang menjadi lebih besar.

Selain itu, perlu perhatikan pula faktor-faktor yang bisa mempengaruhi konsumsi masyarakat, termasuk harga-harga kebutuhan pokok.

Ketika harga kebutuhan pokok meningkat, masyarakat, terutama kelas bawah, tentu akan melakukan penyesuaian dan mengedepankan kebutuhan primer seperti komoditas makanan daripada belanja barang sekunder seperti pakaian, yang mempengaruhi kunjungan di Pasar Tanah Abang.

Solusi alternatif lainnya untuk mempertahankan Pasar Tanah Abang yang memiliki sejarah panjang. Cara tersebut yaitu dengan menjadikan pasar tersebut sebagai kawasan budaya seperti Kota Tua maupun pasar modern seperti Pasar Santa.

BACA JUGA: TikTok Shop Mau Tutup? Ini Potensi Nasib Reseller dan UMKM

Sejarah Pasar Tanah Abang sebagai daya tarik

Meski tak lagi memiliki bangunan tua seperti Kota Tua, namun Sejarawan dan Budayawan Asep Kambali menyebutkan cerita sejarah Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tertua di Jakarta yang masih bertahan bisa menjadi pariwisata unik tersendiri.

Salah satu blok di Pasar Tanah Abang bisa menjadi museum yang menceritakan kisah pasar tersebut. Bisa juga mengisahkan cerita mengenai kawasan Tanah Abang yang memiliki sejarah panjang.

Pilihan lain yakni Pasar Tanah Abang bisa menjadi seperti Pasar Santa. Yang mana, kini Pasar Santa menjadi salah satu pilihan tempat nongkrong anak-anak muda.

Dengan berbagai solusi ini, nantinya terdapat kemungkinan bahwa Pasar Tanah Abang tak bisa lagi hanya mengandalkan penjualan grosir.

Tetapi, apapun nantinya bentuk Pasar Tanah Abang, yang terpenting adalah kemampuan beradaptasi agar pasar tertua di Jakarta ini tidak mati begitu saja.

Kendati demikian, bukan hanya Pemerintah, pengelola, maupun pedagang yang harus mempertahankan Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tertua di Ibu Kota.

Sebagai konsumen, pun harus bersama-sama menjaga Pasar Tanah Abang maupun pasar tradisional lain di Indonesia. Hal itu dapat konsumen lakukan dengan mencintai produk dalam negeri dan tidak sungkan berbelanja di pasar tradisional. (ant)

Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan