Ia menekankan bahwa pembinaan bukan hanya soal disiplin, tetapi juga penanaman nilai-nilai hidup.
“Kita fasilitasi mereka ke pesantren atau boarding school, bukan sekadar untuk disiplin, tapi juga agar mereka paham nilai-nilai keagamaan, apapun agamanya,” tambahnya.
BACA JUGA: Barang Bukti Sajam 1 Meter, Kasus Gangster Bacok Mahasiswa Udinus Terlimpahkan ke Kejari Semarang
Langkah ini, kata Gus Yasin, juga menjadi bagian dari program Kecamatan Berdaya. Program ini menyasar perempuan, anak, penyandang disabilitas, hingga generasi zilenial agar mereka bisa berkembang melalui komunitas positif.
Data kepolisian mencatat, dalam dua tahun terakhir, kasus kekerasan jalanan makin meningkat. Banyak pelakunya membawa senjata tajam dan menyerang kelompok lain saat malam akhir pekan.
Menyikapi itu, Gus Yasin mengajak seluruh organisasi masyarakat ikut terlibat. “Kami rangkul semua elemen, termasuk Muslimat, Fatayat, IPNU, IPPNU, Aisyiyah, semua kami beri ruang,” tandasnya. (*)