Politik

Cederai Demokrasi Indonesia, Ini Sederet Alasan Partai Buruh Tolak Keras Presidential Threshold 20%

×

Cederai Demokrasi Indonesia, Ini Sederet Alasan Partai Buruh Tolak Keras Presidential Threshold 20%

Sebarkan artikel ini
partai politik | presidential threshold 20%
Ilustrasi kursi parlemen. (Sumber: Freepik)

SEMARANG, beritajateng.tv – Partai Buruh menjadi pihak ke-31 yang melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait uji materi UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam UU tersebut, termuat ketentuan ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold sebesar 20%.

Menurut Ketua Exco Partai Buruh, Aulia Hakim, Presidential Threshold 20% (PT20) ini hanya akan melanggengkan oligarki politik semata.

Pihaknya juga membenarkan bahwa partai politik (parpol) oranye tersebut menjadi penggugat ke-31. Sebelumnya, berbagai kalangan dari senator hingga petinggi partai lain pun menggugat ketentuan ambang batas itu.

BACA JUGA: Siapkan Skema Pemilu Terbuka dan Tertutup, Partai Buruh Terima Apapun Keputusan MK

“Yang kedua memang ini bagian dari perjuangan Partai Buruh di MK. Walaupun gugatan kita itu yang ke-31, dari yang lain lain sudah masuk semua. Kita sudah gugat Pasal 222 No 7 tahun 2017 terkait dengan UU Pemilu,” ucap Aulia saat beritajateng.tv hubungi melalui WhatsApp, Selasa, 8 Agustus 2023.

Aulia menyebut kerugian lainnya yakni Presidential Threshold 20% berpeluang menciptakan dekokrasi terpimpin. Tentunya, menurut Aulia, hal itu akan mencederai demokrasi yang esensial.

“PT20 itu bagi kami itu mencederai demokrasi. Bukannya memperkuat sistem presidensial, tapi malah menciptakan demokrasi terpimpin. Ini yang menurut kami tidak ada ruang demokrasi yang sehat di Indonesia,” sambungnya.

Presidential Threshold 20% rugikan partai-partai kecil di Indonesia

Ia juga menyebut Timor Leste mampu menghadirkan 16 kandidat calon dalam kontestasi Pemilu. Dengan notabene, luas Timor Leste yang jauh lebih kecil ketimbang Indonesia. Baginya, kehadiran PT20 ini merugikan partai-partai kecil di Indonesia.

“Di Timor Leste itu bahkan bisa diikuti 16 kandidat, padahal negara itu sangat kecil. Justru negara ini (Indonesia) begitu besar tetapi dibatasi dengan PT20 itu. Ini menurut kami kepemimpinannya menguntungkan mereka saja yang punya kekuatan modal. Partai-partai baru muncul ini untuk berkoalisi saja. Wah, ini melanggengkan,” tegasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan