Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Cerita Mantan Penyiar Radio Merintis Podcast, Susah atau Gampang?

×

Cerita Mantan Penyiar Radio Merintis Podcast, Susah atau Gampang?

Sebarkan artikel ini
podcast USM
Pandu Chandra saat menjadi pemateri dalam pelatihan podcast di Universitas Semarang (USM). (Fadia Haris Nur Salsabila/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Podcast atau play on demand and broadcast pernah melejit saat Pandemi COVID beberapa tahun lalu. Seiring waktu, podcast ternyata masih digemari banyak pihak, bahkan kian populer.

Banyak orang yang kemudian merintis podcastnya secara mandiri. Salah satunya Pandu Chandra, pemilik podcast Halunesia.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Awalnya, Pandu mengaku tidak sengaja menggeluti dunia podcast. Ia yang hobi mendengarkan podcast merasa bosan saat Pandemi COVID beberapa tahun yang lalu.

Hingga akhirnya, berbekal pengalamannya sebagai penyiar radio, pada November 2019 ia memberanikan diri membuat podcast pertamanya.

“Pertama bikin sendiri, malah dulu nggak ada naskahnya. Cuma profiling, greeting dan perkenalan diri aja,” ceritanya saat beritajateng.tv temui, Jumat, 19 April 2024.

BACA JUGA: Mahasiswa USM Ajak Siswa SMKN 1 Semarang Produksi Podcast Bareng, dari Tulis Naskah hingga Syuting Bareng

Saat itu, grup podcast asal Surabaya bernama Mendoan menjadi role model Pandu dalam menentukan arah gaya podcast miliknya.

Salah satunya cara bicara podcast Mendoan yang menggunakan bahasa Jawa sepenuhnya. Hal tersebut kemudian secara tidak langsung menginspirasi gaya berbicara Pandu dalam berpodcast.

“Yang awalnya bahasa aku Indonesia akhirnya jadi aku mix and match antara Indonesia dan Jawa. Daripada bahasa Indonesia yang ke-Jakarta-Jakartaan sekalian bangga sama budaya sendiri,” tambahnya.

Ruang bercerita ekspresif bagi Pandu dalam podcast

Pernah lama bekerja sebagai penyiar radio, bukan hal yang susah bagi Pandu untuk menguasai dunia podcast. Apalagi, podcast berbeda jauh dengan radio yang memiliki banyak peraturan.

Di podcast, siapapun dapat membuat peraturannya sendiri. Pandu pun mengaku lebih merasa bebas mengekspresikan diri dengan berbincang dalam podcast.

Tinggalkan Balasan