“Semoga itu mampu jadi kekuatan dan energi positif Ganjar-Mahfud,” terangnya.
Sebagai antisipasi kecurangan selama proses Pemilu, utamanya perhitungan suara, Agustina mengaku akan menggelar quick count di Jawa Tengah. Bakal ada 117 ribu lebih petugas dari PDI Perjuangan yang pihaknya latih agar siap mengikuti quick count pada Rabu, 14 Februari 2024 mendatang.
“Kalau untuk quick count, kita (punya) seluruh petugas di setiap TPS, sekitar 117 ribu lebih. Hari ini (Minggu, 4 Februari 2024) training di 35 kabupaten/kota serentak. Pelatihannya bukan mengumpulkan di satu kabupaten/kota, tetapi kadang di setiap RW pelatihannya serentak,” tandas Agustina.
Sebelumnya, deklarasi oleh civitas academica ini berawal dari Petisi Bulaksumur yang guru besar UGM layangkan kepada Presiden RI Joko Widodo pada Rabu, 31 Januari 2024 lalu. Adapun isi petisi itu untuk menyampaikan peringatan kepada Jokowi selaku kepala negara yang mereka rasa tak etis selama proses Pemilu berlangsung.
Usai Petisi Bulaksumur, civitas academica Universitas Islam Indonesia (UII) juga menyatakan sikap atas kondisi politik saat ini. Rektor UII, Fathul Wahid, dalam pernyataan sikap civitas academica UII menyebut jika Indonesia sedang mengalami darurat kenegarawanan. Yang mana, hal itu bisa berujung pada ambruknya sistem hukum dan demokrasi.
Fathul menyatakan Universitas Islam Indonesia mengeluarkan 6 hal menyikapi kondisi saat ini. Pertama mendesak Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi teladan dalam etika dan praktik kenegarawanan dengan tidak memanfaatkan institusi kepresidenan untuk memenuhi kepentingan politik keluarga. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi