SEMARANG, beritajateng.tv – Pengamat politik Universitas Diponegoro, Puji Astuti, menyebut hampir seluruh calon kepala daerah perempuan yang berpartisipasi dalam Pilkada memiliki privilese dari kerabatnya.
Ia mencontohkan di Jawa Tengah ada petahana Bupati Demak, Eistianah, yang berlaga kembali dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Demak 2024.
Puji yang menggeluti bidang perempuan dan politik itu menyebut Eistianah bisa menjadi Bupati Demak lantaran pengaruh keluarganya di bidang politik. Hal itu terungkap oleh Puji saat beritajateng.tv temui di FISIP Undip, belum lama ini.
BACA JUGA: Eks Komisioner KPU RI Kritik Usulan Pemilu 10 Tahun Sekali: Masa Jabatan Tak boleh Terlalu Panjang
“Misalnya di Demak ya, itu kan incumbent. Dulu dia [Eistianah] maju karena siapa? Kan ayahnya. Hampir semua perempuan yang masuk di Pilkada, baik itu cabup atau cawabup pasti dikasih karpet merah oleh orang tua, suami, atau saudara laki-laki yang punya pengaruh dalam politik,” ungkap Puji.
Dalam hematnya, perempuan yang memiliki karier mentereng di dunia politik Indonesia masih tak bisa lepas dari sokongan kerabat laki-lakinya.
“Sedikit sekali yang memang tidak punya latar belakang seperti itu. Memang ada politik kekerabatan,” sambungnya.
Tak hanya Pilkada, Puji soroti soal perolehan kursi DPR untuk perempuan
Tak hanya dalam perhelatan Pilkada 2024, minimya partisipasi perempuan dalam politik juga Puji soroti dalam Pileg 2024 lalu.
Meskipun, kata dia, syarat 30 persen pencalonan untuk perempuan sudah berlangsung berkali-kali dalam Pileg, namun tetap saja kursi legislatif untuk perempuan yang terpilih masih kurang dari 30 persen.
Menurutnya, biaya politik yang mahal untuk maju sebagai anggota legislatif menjadi salah satu alasan mengapa perempuan sulit untuk mendapatkan kursi.